AGRIBISNIS PETERNAKAN

DSC02698 A MODEL MANAJEMEN PERMODALAN DAN MANAJEMEN AGRIBISNIS SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PETERNAKAN RAKYAT DI JAWA TENGAH (The Financial Capital and Agribusiness Management Models to Developed The Farmers Animal Agricultural in Central Java).

(Penelitian Hibah ersaing DP2M Dikti Depdiknas 2004)

Oleh :

Edy Prasetyo, Srijanto Dwidjatmiko, Wulan Sumekar, Titik Ekowati, Mukson (Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro)

RINGKASAN

A. Judul Penelitian dan Nama Peneliti :

  1. Judul Penelitian : MODEL MANAJEMEN PERMODALAN DAN MANAJEMEN AGRIBISNIS SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PETERNAKAN RAKYAT DI JAWA TENGAH.
  2. Peneliti : Edy Prasetyo, Srijanto Dwidjatmiko, Wulan Sumekar, Titik Ekowati, dan Mukson.
  3. Tahun penulisan 2004,  Jumlah 93 halaman.

B. I s i  :

  1. Di lain pihak petani sebagai pelaku usahatani ternak mempunyai keterbatasan dalam hal permodalan, tingkat pengetahuan, manajemen (agribisnis dan permodalan) sehingga hasil usahatani ternak ditinjau dari efisiensi ekonomis maupun teknis belum optimal.
  2. Tujuan Penelitian :   (i) Melakukan identifikasi tentang cara, sumber dan kendala-kendala untuk memperoleh permodalan pada usahatani ternak rakyat; (ii) Melakukan identifikasi tentang arah, dan permasalahan dalam alokasi  permodalan pada usahatani ternak rakyat; (iii) Melakukan analisis tentang kinerja permodalan (khususnya biaya produksi)  usahatani ternak rakyat.
  3. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif (analisis pendapatan dan rentabilitas usahatani ternak).
  4. Hasil Penelitian dan Kesimpulan :  (i) Dari 14 kabupaten sebagai lokasi penelitian, 10 kabupaten diantaranya menunjukkan bahwa subsektor peternakan merupakan subsektor basis bagi pertumbuhan ekonomi wilayah (Location Quotient > 1,00) dan  4 kabupaten yang lain menunjukkan bahwa subsektor peternakan bukan merupakan subsektor basis; (ii) Karakteristik petani ternak menunjukkan bahwa 80,06 % berusia produktif (30 – 60 th), tingkat pendidikan sebesar 53,18 % hanya sampai tingkat SD, 22,54 % tingkat SLTP, dan 24,28 % tingkat SLTA atau lebih, matapencaharian utama petani ternak sebagian besar (73,70 %) sebagai petani,  sebagian besar (65,02 %) mempunyai  pengalaman melakukan usahatani ternak selama ≤ 10 th, dan jumlah tanggungan keluarga sebagaian besar (83,24 %) sebanyak ≤ 5 jiwa;  (iii) Sumber perolehan modal untuk biaya produksi usahatani ternak sebagian besar diperoleh dari hasil usahatani, cara alokasi modal sebagian besar belum memanfaatkan fungsi manajemen keuangan khususnya fungsi perencanaan (terkecuali pada usahatani ternak ayam ras petelur, ayam ras pedaging pola kemitraan, dan usahatani ternak itik petelur),  sedangkan sebagai kendala perolehan dan pemanfaatan modal usahatani adalah ketersediaan yang terbatas jumlahnya;  (iv) Pendapatan usahatani ternak yang diperoleh petani ternak secara keseluruhan menguntungkan, dengan pendapatan terbesar diperoleh pada usahatani ternak ayam ras petelur sebesar Rp 533.422.225,00/7.635 ekor/th dan yang terkecil pada usahatani ternak kambing sebesar Rp 878.875,00/7 ekor/th, sedangkan nilai rentabilitas usahatani ternak dari yang terbesar secara berurutan adalah pada usahatani ternak ayam ras petelur sebesar 112,06 %; sapi perah 87,41 %; kambing 68,04 %; domba 43,01 %,; sapi potong 25,08 %; ayam buras 21,02 %,; itik petelur 14,92 %; ayam ras pedaging pola mandiri 4,43 % dan pada usahatani ternak ayam ras pedaging pola kemitraan sebesar 2,65 % pertahun.

Identitas Kelembagaan : Program Studi Sosial Ekonomi peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, dengan Nomor Kontrak : 015/P4T/DPPM/PHBXII/III/2004 Tanggal 1 Maret 2004.

Tinggalkan komentar